Kategori
Spiritual

Ketahanan Spiritual Pengaruhi Imun Tubuh, PKS Minta BNPB Gandeng MUI

Ketahanan Spiritual Pengaruhi Imun Tubuh, PKS Minta BNPB Gandeng MUI

Ketahanan Spiritual Pengaruhi Imun Tubuh, PKS Minta BNPB Gandeng MUI –  Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKS Bukhori Melansirkan dari https://armyants.org/ Yusuf meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI), melakukan fungsi penyadaran kepada masyarakat terkait pentingnya memelihara kondisi spiritual dalam menghadapi COVID-19.

Bukhori menilai kerja sama tersebut menjadi penting, mengingat MUI memiliki jejaring tokoh agama hingga pada akar rumput, serta kekuatan pengaruh pada masyarakat.

“Jadi selain memperhatikan aspek kesehatan dan perilaku masyarakat pada tengah pandemik, kondisi spiritual masyarakat juga perlu menyikapi secara serius. Sebab ketahanan spiritual berpengaruh secara signifikan terhadap daya tahan tubuh seseorang dari serangan virus,” kata Bukhori saat rapat kerja bersama Kepala BNPB Doni Monardo pada Gedung DPR ke Jakarta, Kamis (3/9/2020).

1. Spiritual memberikan kontribusi positif bagi ketahanan mental

Menurut Bukhori, dalam penelitian Koenig, HG, Al Zaben, dan Khalifa, D A, dalam Religion Spirituality and Mental Health in The West and The Middle East (2012) menyebutkan, spiritualitas dan keyakinan agama memiliki pengaruh bagi kesehatan mental bagi penderita depresi, stres, dan mampu mengurangi dorongan melakukan tindakan bunuh diri.

“Pada samping itu, secara transendental, kekuatan spiritual memberikan kontribusi positif bagi ketahanan mental sekaligus ketahanan fisik individu,” ujar Bukhori.

2. PKS usul pasien COVID-19 yang telah melakukan isolasi bisa mengakses PCR secara mandiri

Selain menyoroti urgensi pelibatan MUI, Bukhori juga mengusulkan agar pasien yang positif COVID-19 dan telah melakukan isolasi mandiri sesuai prosedur, bisa memperoleh fasilitas PCR dengan datang secara mandiri ke fasilitas kesehatan yang tersedia.

Bukhori menilai, strategi ini perlu lakukan untuk mengantisipasi gejolak sosial ke masyarakat. Sebab pada tengah melonjaknya angka kasus COVID-19, ancaman konflik horizontal turut membayangi kondisi sosial masyarakat pada akar rumput.

“Masyarakat saat ini begitu paranoid ketika mendapati petugas kesehatan ber-APD lengkap datang ke lingkungan mereka. Tidak jarang para petugas ini terusir, bahkan ke persekusi oleh oknum warga sehingga justru menimbulkan ekses negatif. Selain itu, kondisi masyarakat yang kadung hopeless terhadap penanganan pemerintah selama ini juga punya andil terhadap sikap mereka yang terkadang ke luar kendali,” ujar ia.

3. Positivity rate COVID-19 RI pada Agustus 2020, tiga kali lipat lebih tinggi

Sebelumnya, Indonesia mencatat rata-rata positivity rate atau tingkat positivitas harian COVID-19 secara nasional pada Agustus 2020 adalah 16,17 persen. Persentase itu mengalami kenaikan dari dua bulan terakhir.

Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dokter Dewi Nur Aisyah menjelaskan, positivity rate adalah jumlah orang yang positif dari yang terperiksa, bagi jumlah orang-orang yang periksa.

“Misalnya 100 orang periksa 10 orang positif, maka persentase positifnya 10 persen,”. Jelas Dewi melalui siaran langsung ‘COVID-19 dalam Angka’ YouTube BNPB Indonesia, Rabu, 2 September 2020.

Dewi menjelaskan, angka persentase positivity rate pada Indonesia saat ini tinggi sekali. Sebab angkanya jauh melampaui standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 5 persen.

“(Positivity rate COVID-19 RI pada Agustus 2020) tiga kali lipat lebih tinggi,” kata Dewi.

Kategori
Spiritual

18 Remaja Tawuran Ditantang Uji Nyali-Dihukum Cium Kaki Ibu

18 Remaja Tawuran Ditantang Uji Nyali-Dihukum Cium Kaki Ibu

18 Remaja Tawuran Ditantang Uji Nyali – Hukuman Cium Kaki Ibu – Polsek Palmerah melakukan pendekatan unik untuk menyadarkan anak-anak remaja yang sering tawuran. Polisi menghukum mereka dengan tantangan uji nyali pada gedung angker hingga mencuci kaki ibu.
Adalah Wakapolsek Palmerah AKP Bachrun yang menginisiasi ide tersebut. Bachrun memberikan hukuman yang berbeda agar para remaja menyesali dan tidak mengulangi perbuatannya.

“Ceritanya gini, saya juga yang ngomong itu. Pada belakang (gedung Polsek Palmerah) kan ada gedung tinggi, saya bilang kalian jangan berani tawuran aja, tawuran kan banyak temen, coba sekarang kamu saya tantang. Tantangannya ini berada pada belakang ada gedung tinggi, ini gedung Belanda,” kata Bachrun ketika melansir dari  https://gracegospelwa.org/, Jumat (2/10/2020).

Gedung tersebut adalah Gedong Tinggi, bekas peninggalan Belanda. Gedong Tinggi merupakan vila milik pejabat tinggi VOC Andries Hartsinck yang kini terpergunakan sebagai bagian dari gedung Polsek Palmerah. Bangunan tersebut memang terkenal angker.

Ia menantang para remaja tinggal pada Gedong Tinggi untuk membuktikan para remaja tersebut benar-benar mempunyai keberanian. Tapi, seluruh remaja itu tidak ada yang menyanggupi tantangan yang terlontarkan oleh polisi tersebut.

Hukuman Pelajaran Terlibat Tawuran

“Sekarang ini kan hari Kamis (kemarin, red) malamnya malam Jumat, sekarang siapa yang berani duduk sendirian saya gelapin hanya bermodal lilin, duduk antara jam 1 sampai jam 4 pagi. Nanti saya pantau dari luar kalau kamu kuat duduk, melek nggak tidur, nah itu baru kamu jagoan, saya bilang gitu. Jangan kamu berani tawuran banyak, berani nggak. Tapi nggak ada yang berani,” tuturnya.

Setelah tantangan uji nyali tidak ada yang sanggup menerima, Bachrun akhirnya menghukum para remaja itu untuk sungkem dan mencuci kaki ibu. Terpaksa Bachrun untuk mengingatkan para remaja bahwa orang tua mereka menyayangi mereka dan tidak mau kehilangan anak-anaknya karena tawuran.

Mengutip dari https://bellasbreakfastlunch.com/ “Ini memang ide saya, jujur, maksud saya kasih arahan (anak-anak) pada keluar malam sudah izin belum ke ibunya yang nyariin. Nah sekarang kemungkinan juga (pelaku) kurang bakti ke orang tua, ingat surga ada pada telapak kaki ibu,” jelas Bachrun.

Pendekatan emosional itu dilakukan agar para remaja menyadari betapa sayangnya para orang tua terhadap anak-anaknya. Para orang tua tidak ingin anak-anaknya meninggal sia-sia karena tawuran.